Kelas Sulaman Mesin

Kelas Sulaman Mesin

Mencari alternatif kegiatan yang bermanfaat dan dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang?. Khusus untuk anda yang memiliki ketertarikan tersendiri dengan barang-barang handmade barangkali ide membuat sulaman kristik sendiri bisa menjadi pilihan paling tepat yang bisa anda coba.

Beberapa point penting yang akan dibahas dalam artikel ini diantaranya:

Pengenalan Sulaman Kristik

Sulam kristik (Crosstitch / Point de croix) yang dikenal dengan nama lain sulam strimin merupakan salah satu bentuk sulaman tertua dalam sejarah kerajinan sulam. Prinsip pengerjaannya yaitu dengan membuat dua garis yang menyilang secara diagonal hingga membentuk huruf “x” di atas kain tenunan sejajar.

Sumber : https://crewelghoul.com/

Cara Membuat Sulaman Kristik

Tertarik untuk membuat sulaman kristik sendiri untuk mengisi waktu luang anda saat berada di rumah?. Sebelum melakukan proses penyulaman, ada baiknya siapkan lebih dulu berbagai peralatan penting yang diperlukan dalam proses penyulaman.

Untuk membuat sulaman kristik sendiri berikut beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan.

Sumber : https://www.gathered.how/

Selesai menyiapkan alat dan bahan seperti yang sudah disebutkan di atas sekarang anda bisa mulai membuat sulaman kristik atau sulaman strimin dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Menentukan Desain Sulaman

Pertama-tama tentukan desain sulaman berdasarkan selera dan keinginan anda. Untuk anda yang baru pertama membuat sulaman kristik alangkah baiknya jika anda mulai mengikuti pola kristik yang bsudah ada, tapi kalau ingin membuat motif sendiri juga tidak masalah.

Sumber : https://stitching.space/

Pola pada sulaman kristik atau sulaman strimin umumnya terdiri dari gridding pada setiap sepuluh kotak. Dari pola pola tersebut, akan didapatkan gambaran mengenai apa-apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pola tersebut sesuai kode yang tertera pada pola.

Khusus untuk anda yang ingin membuat motif sulaman sendiri perhatikan beberapa hal berikut.

2. Menyiapkan Bahan Kain

Setelah menentukan desain sulaman / motif sulaman selanjkutnya siapkan kain yang akan disulam dengan cara membuat kotakan grid menggunakan washable spidol untuk mempermudah proses menyulam.

Sumber : https://www.fatquartershop.com/

Langkah-langkah melakukan griding yang paling simple yaitu:

3. Memasang Kain Pada Pemidangan

Pasangkan kain pada pemidangan agar tidak menjadi kusut serta mencegah timbulnya kerutan yang dapat merusak keindahan hasil sulaman. Dengan begitu sulaman yang dihasilkan tampilannya jadi lebih rapi dan menarik.

Kalau anda mau tahu apa saja hal yarus diperhatikan dalam memilih pemidangan simak juga 3 Tips Memilih Pemidangan Untuk Keperluan Menyulam.

Hitung jumlah kota yang ada pada setiap objek pada motif yang akan anda buat. Hitungan dimulai dari bagian tepi kiri atau kanan pola hingga ke tepi yang lainnya.

5. Membuat Sulaman Pada Kain

Mulailah membuat silangan demi silangan dengan rapi mengikuti pola yang telah ada. Agar hasilnya lebih maksimal dan lebih rapi, arah tusukan dalam sulaman strimin harus sama.

Sumber : https://crewelghoul.com/

Untuk menghasilkan tusuk silang yang rapi setidaknya dikenal dua macam versi tusuk silang yang dapat anda pilih, yakni tradisional style dan danish style.

Tusuk silang traditional style merupakan tusuk hias yang memiliki tampilan menyilang dibagian depan sementara bagian belakangnya tampak seperti susunan tangga bambu.

Untuk membuatnya ikuti langkah berikut:

Sumber : https://studio-koekoek.com/

Tusuk silang versi danish style merupakan tusuk hias yang memiliki tampilan serupa di kedua sisinya yakni tampak menyilang dibagian depan maupun bagian belakangnya.

Untuk membuatnya ikuti langkah berikut:

Sumber : https://www.mrxstitch.com/

Selain itu terdapat pula variasi tusuk silang lainnya yang memiliki bentuk 1/4 dan 3/4 “x” dari tusuk silang. Lebih jelasnya simak juga pembahasan mengenai 5 Variasi Tusuk Silang Untuk Menghias Bahan Kain.

6. Penyelesaian Akhir

Sebagai penyelesaian akhir rapikan sisa-sisa benang yang terdapat pada bagian belakang sulaman. Setelahnya segera cuci hasil sulaman dengan menggunakan air dingin lalu keringkan dengan cara di tekan-tekan menggunakan handuk dan diangin-anginkan.

Sumber : https://hannahhandmakes.com/

Biar lebih rapi anda bisa juga menyetrika kreasi cross stitch yang anda buat dengan cara melapisi bagian atasnya dengan bahan lain.

Aplikasi Sulaman Kristik

Terkait dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari sulaman kristik atau sulaman strimin ini pada prinsipnya dapat diaplikasikan untuk banyak keperluan, misalnya hiasan pakaian, perabot rumah tangga serta hiasan dinding.

Demikian pembahasan singkat mengenai cara mudah membuat sulaman kristik / sulaman strimin yang dapat kami bagikan untuk anda. Semoga informasi yang kami bagikan bisa memberi kemudahan bagi anda untuk memilih teknik sulaman yang tepat dalam melakukan kegiatan jahit menjahit.

Mau tahu lebih banyak lagi tentang teknik yang dapat diterapkan untuk menjahit dan menghias bahan kain. Sebagai referensi anda bisa mendownload E-Book Seni Menghias Bahan Kain dari kami.

< Previous2992.5.3 Kepala LepasKepala lepas (Gambar 115) digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.Gambar 115. Kepala Lepas2.5.4Rotary TableRotary table (Gambar 116) digunakanuntuk membagi segi-segiberaturan misalnya kepala baut. Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yang berpusat pada satu titikmisalnya membagi lubang baut pengikat pada flendes.Gambar 116 .Rorotary table2.5.5Stub arborBagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dipasang pada sarung tirus pada sumbu utama.Gambar 117.Adaptor3002.5.6ArborPisau pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yangposisinyadiatur dengan pemasanganring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan untuk mesin frais horisontal saja.Gambar 118. Arbor2.6 Penggunaan kepala pembagi (Dividing head)Gambar 119. Kepala PembagiKepala pembagi adalah peralatan mesin frais yang terdiri dari 2 bagian utama yaitu : roda gigi cacing dan ulir cacing. Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing nya disebut ratio. Ratio dividing head ada dua jenis1 : 40 dan 1 : 60, tetapi yang paling banyak dipakai adalah1 : 40.Posisi kedudukandividing head dapat diputar 90° sehinggadividing head juga dapatberfungsi sebagairotary table.Dalampelaksanaannya untuk membuat segi-segi ke-n, jika tidak dapatdigunakan pembagian langsung, pembagiannya ini menggunakanbantuan plat pembagi. Roda gigi Roda gigib 30121155755740====ziNc,858911327360360′′′°=°=°=zNcContoh : Jika kita akan membentuk suatu benda segi 7 beraturan. Karena angka 7 adalah bilangan prima maka hal ini tidak dapat dibagilangsung, melainkan harus menggunakan bantuan plat pembagi. Yang mana penghitungan putaran engkolnya dapat dihitung dengan rumus :keterangan:i=ratioz=jumlah sisiMaka dengan demikian untuk membentuk benda tersebut setiap satu permukaan harus diputar 5 putaran tambah 15 lubang pada sektor 21.2.7 Penggunaan rotary tableRotarytable adalah suatu alat yang digunakan untuk membagi jarak suatu bentuk benda dalam satuan derajat sampai ketelitian detik.Contoh: Bila kita membuat suatu sprocket dengan jumlah gigi 27, maka jarak antara gigi yang satu dengan sebelahnya adalah :Jadi jarak antara gigi yang satu denganyang sebelahnya membentuk sudut13° 19’ 58,8”2.8Kecepatan potong (cutting speed) CSYang dimaksud dengan kecepatan potong (CS) adalahkemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang /waktu (m/menit atau feet/menit).Pada gerak putar seperti mesin frais,kecepatan potong (CS) adalah keliling kali putaran atau π .d . n; di manaπadalah nilai konstansta22/7= 3.14;d adalah diameter pisau dalam satuan milimeter dan n adalah kecepatan putaran pisau dalam satuan putaran/menit (rpm). Karena nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku (Tabel 6), maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/pisau. Dengandemikian rumus untuk menghitung putaran menjadi:rpm...p.dCsn=302Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi :rpmp.dCs1000n=Contoh:Akan mengefrais dengan pisau HHS berdiameter 30 mmdengan kecepatan potong (Cs) 25 m/menit, maka besarnya putaran mesin(n)diperoleh:rpmn392,26530.14,325.1000==Dalam menentukan besarnya kecepatan potong dan putaranmesin, selain dapat dihitung dengan rumus diatas juga dapat dicaripada tabel kecepatan potong pembubutan (tabel 6 dan 7)yanghasilpembacaannyamendekati dengan angka hasil perhitungan.Tabel6 Kecepatan potong untuk beberapa jenis bahanCutter HSSCutter KarbidaBahanHaluskasarHaluskasarBaja Perkakas75- 10025- 45185- 230110- 140Baja Karbon Rendah70- 9025- 40170- 21590- 120Baja karbon Menengah60- 8520- 40140- 18575- 110Besi Cor Kelabu40- 4525- 30110- 14060- 75Kuningan85- 11045- 70185- 215120- 150Alumunium70- 11030- 45140- 21560- 90303Tabel7. Daftar kecepatan potong/putaranmesin frais2.9 Waktu pengerjaanYang dimaksud dengan waktu pengerjaan disini adalah durasiwaktu (lamanya waktu) yang digunakan untuk menyelesaikanpekerjaan. durasi ini sangat penting diperhatikan sehubungan dengan efisiensi pengerjaan.Apalagi dikaitkan dengan sistem bisnis komersialatau kegiatan unit produksi disekolah, waktu pengerjaan sangatpenting untuk diperhitungkan.Hal-hal yang berkaitan dengan waktu pengerjaan adalah :Milling304a. Kecepatan pemakanan (f)yang dimaksud dengan kecepatan pemakanan adalah jaraktempuh gerak maju pisau/benda kerja dalam satuan milimeterpermenit atau feet permenit. Pada gerak putar, kecepatan pemakanan, (f) adalah gerak maju alat potong/benda kerja dalam(n) putaran benda kerja/pisau per menit.Pada mesin frais, kecepatan pemakanan dinyatakan dalamsatuan millimeter permenit di mana dalam pemakaiannya perludisesuaikan dengan jumlah mata potong pisau yang digunakan.kecepatan pemakanan tiap mata potong pisau frais,(f) untuk setiap jenis pisau dan setiap jenis bahan sudah dibakukan tinggal dipilih mana yang cocok.Dengan demikian kecepatan maju meja mesindapat ditentukan dengan rumus f = f. z. n.Tabel8. Kecepatan pemakanan (feeding) pergigi untuk HSS :pisaufeed/tooth (mm)spiral (slab) mill (up to 30º helix angle of tooth)spiral mill (30 + 00º helix angle)face mill and shell end mielend millsawslotting cutterform cutter0,1 ÷ 0,250,05 ÷ 0,20,1 ÷ 0,50,1 ÷ 0,250,05 ÷ 0,10,05 ÷ 0,150,05 ÷ 0,2b.Frekwensi pemakanan(i)Yang dimaksud dengan frekwensi pemakanan adalah jumlahpengulangan penyayatan mulai dari penyayatan pertama hinggaselesai. Frekwensi pemakanan tergantung pada kemampuan mesin, jumlah bahan yang harus dibuang, sistem penjepitan benda kerja dan tingkatfinishingyang diminta.c.Panjang benda berja / jarak tempuh alat potong (L).Pada mesin frais, jarak tempuh meja/benda kerja adalah panjang benda kerja ditambah diameter pisau ditambah kebebasan pisau.305L = l + 2 ( x + R ) atau L = l + 2x + dGambar 120. Jarak tempuh pada pengefraisan Verticald.Perhitungan waktu pengerjaan(T)Waktu pengerjaan = (Jarak tempuh meja x frekwensi pemakanan) dibagi Kecepatan gerakan meja mesin.fL.iT= di mana f= f. z. n Dimana:T= waktu pengerjaani= frekwensi pemakananz= jumlah mata potongContoh: Hitung waktu pengefraisan bila diketahui jumlah mata potong pisau (z) 4 buah, panjang benda kerja 250 mm, jarak tempuh total (L) 285 mm, kecepatan pemakanan (f) 0,2 mm, dan putaran mesinnya (n) 400 rpm.Bila frekwensi pemakanannya (i) satu kali, maka waktu pemesinannya adalah:menit89,0400.4.2,0285.1n.z.fi.LT===2.10 Langkah-langkah pengoperasian Mesin fraisPengoperasian mesin frais pada dasarnya sama denganmengoperasian mesin perkakas lainnya yaitu harus berpedoman pada petunjuk pengopersian atau biasa disebut SOP (Standart Operation Sheet)Dari berbagai mesin perkakas yang ada mesin frais termasuksalah satu mesin yang dapat digunakan untuk membuat berbagaimacam bentuk komponen sebagaimana sudah diuraikan di atas.Dengan demikian diperlukan langkah-langkah yang cermat dan teliti dalam mengoperasikannya. Langkah-langakh yang dapat sebagaiacuan dalam mengopersikan mesin frais antara lain :306a.Pelajari dan ikuti petunjuk SOP sebelum mengoperasikan mesin fraisb.Pelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efesien.c.Tentukan karakteristik bahan yang akan dikerjakan untukmenentukand.Tentukanjenis cutter/alat potong dan median pendingin yang akandigunakan.e.Tapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan. f.Tentukan geometri alat potong yang digunakan dengan tepatg.Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses. h.Tentukan roda-roda gigi pengganti apabila dikehendaki adanya pengerjaan-pengerjaan khusus. i.Tentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruhdalam proses pengerjaan (kecepatan potong,putaran mesin,kecepatanpemakanan, kedalaman pemakanan, waktupemotongan dll).Untuk melaksanakan langkah-langkah diatas, kita terlebih duluharus dapat menghidupkan mesin. Setiap mesin mempunyai bagian sendiri-sendiri yang digunakan untuk menghidupkan mesin, sebagai contoh pada mesin frais HMT. Untuk menghidupkan kita harusmengaktifkan saklar aliran listrik kemudian kita menekan swit “on”untuk mengalirkan arus listrik, sedangkan untuk mematikan kita cukup menekan swit “off” maka dengan demikian putaran mesin akanberhenti. Sedangkan pada mesin Bridge port peletakan handle-hanleuntuk menghidupkan mesin tidak sama dengan mesin HMT. Akantetapi pada prinsipnya cara menghidupkan sama dengan mesin HMTtermasuk jenis mesin frais lainnya.2.11 Jenis-jenis Pemotongan/pemakanan pada mesin fraisPemotongan/pemakanan pada mesin frais ada berbagai jenis, diantaranya dapat dilakukan dengan posisi mendatar(horisontal),tegak (vertical), miring/menyudut dan lain-lain. Sedangkan pengikatan benda kerjanya dapat dilakukan dengan ragum, rotary table, kepala pembagi, diklem/diikat langsung pada meja dan lain-lain.2.11.1 Pemotongan mendatar (horisontal)Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yangdigunakan adalah mesin frais horizontal, dan pisau yang digunakan adalah jenis pisau frais mantel. Berikut adalah langkah-langkahpengefraisan rata dengan posisi mendatar:a.Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi ragum mesin, arbor dan satu set kollar (ring arbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang alat potong yang akan digunakanbnerikut kelengkapan lainnya.307(a)(b)b.Majukan lengan (Gb. 121 a) dan lepaskan pendukung arbor(Gb. 121 b)c.Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gb. 122)d.Pasang arbor pada spindel mesin dan Ikat arbor denganmemutar mur pengikat dibelakang bodi mesin (Gb. 123)Gambar 121. Pemasangan arborGambar 122. Membersihkan bagian tirusGambar 123. Mengikat arbor308e.Pasang pisau (cutter) dan ring arbor(kollar) pada arbor(Gambar 124), (a) posisi pengikatan yang benar dan (b) posisi pengikatan yang salah apabila yang gunakan pisau mantelhelik kiri.Gambar 124. Pemasangan cutter dan kollar (ring arbor)f.Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak j

Penyusun : Dani Suhenda, S.Pd. Guru : SMKN 12 Bandung Materi : Bahan Ajar Mesin bubut Konvensional Read less