Mesin777 Selalu

Mesin777 Selalu

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Bacaan 1: Yes 48:17 – 19Injil: Mat 11:16 – 19

TEMAN-teman pernah ga sih selalu merasa tak ada yang benar dalam hidupmu? Apa saja yang kamu lakukan selalu disalahkan.

Padahal saat itu dilakukan orang lain, tidak ada yang mempermasalahkan.

Sudah berusaha melakukan yang terbaik, namun tetap disalahkan.

Seberapa sering kamu merasa tidak cukup baik dan berpikir kenapa aku selalu salah?

Kesalahan adalah sesuatu yang umum terjadi dan dari kesalahanlah setiap orang akan belajar menjadi lebih baik.

Kalau kamu tidak pernah salah justru jangan–jangan ada yang salah?

Yohanes pembaptis dan Tuhan Yesus pun mengalami penolakan. Apa pun yang dilakukan selalu salah.

Yohanes Pembaptis hidup secara sederhana namun dianggap kerasukan setan. Sedangkan Tuhan Yesus hadir ke dunia membawa sukacita, namun malah dianggap pemabuk dan teman orang berdosa.

“Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.”

Namun demikian, Tuhan Yesus tetap fokus pada tugas pengutusan-Nya. Kendati Ia ditolak oleh mereka yang menganggap dirinya bijaksana.

Tuhan tidak peduli terhadap segala “nyinyir” yang ditujukan kepada-Nya.

Pada akhirnya, hikmat ilahi akan menang dan meneguhkan tindakan-tindakan Yohanes Pembaptis serta Tuhan Yesus.

Nabi Yesaya menyatakan seruannya kepada bangsa Israel untuk taat kepada Allah.

Oleh ketaatan kepada-Nya, maka Allah akan memelihara mereka.

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,..”

Jangan terlalu memikirkan jika segala sesuatu tidak terjadi sesuai harapan. Jangan biarkan kesalahan membuatmu semakin gagal.

Yohanes Pembaptis dan Yesus pun mengalami penolakan namun tetap fokus pada tugas pengutusan. Sebab hikmat ilahi pada akhirnya akan menang.

“Bagi orang yang tidak menyukaimu, selalu saja ada celah untuk melihatmu salah. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

Tanya :Jadi saya itu adalah orang yg selalu salah. Saya bertindak salah, wajar kalo saya dimarahi. Tapi saya bertindak benar, pasti ayah saya mencari kesalahan saya. Itu yang pertama. Yang kedua, faktor lingkungan. Saya dibenci oleh teman-teman saya karena saya tidak memberi pendapat. Kenapa bisa begitu?? Karena saya jika saya bercerita atau curhat kepada ayah saya. Saya pasti dan pasti selalu disalahkan. Yang ketiga. Saya selalu dipaksa mengikuti kemauan ayah saya, misalnya masuk jurusan prodi (program studi). Saya ingin masuk jurusan A tapi ayah saya ingin saya masuk jurusan B, jika saya tidak mengikuti kemauannya saya diancam seperti “jika kamu masuk jurusan B, nanti mudah mencari pekerjaan, enak bla bla” akhirnya saya mau tidak mau mengikuti kemuannya. Sebenarnya saya capek hidup.Mega – Kudus

Semoga kebaikan dan berkah Alloh senantiasa ada dalam kehidupan kita semua, Aamiin. Saya sangat memahami apa yang dirasakan, betapa penatnya hati merasa selalu dipersalahkan. Seolah oleh menjadi orang yang tidak pernah melakukan kebaikan, atau hal yang benar dan pantas dipandang. Seolah olah tidak bisa berbuat apa – apa, tidak bisa dibanggakan. Andapun menjadi memiliki pemikiran negative dan berfikir, merasa teman teman anada tidak menyukai atau bahkan berfikir teman teman anada membenci anda. Padahal belum tentu. Bisa jadi ketika sedang berdiskusi meraka tidak menanyakan pendapat anda karena teman teman sudah memahamki anda jika anda adalah orang yang pasif, cenderung diam, cenderung menjadi penurut dan mengikuti apapun yang menjadi keputusan saat diskusi. Karena mungkin berawal ketika diminta pendapat anda diam, walaupun sebenarnya anda memiliki pendapat namun tidak berani menyampaikan karena faktor tertentu. Misalnya takut dipersalahan, takut di tolak pendapatnya, jadi anda lebih memilih diam. Sehingga saat ada forum diskusi teman teman sudah hafal karakter anda.

Hal ini mungkin karena kondisi keseharian anda, pengalaman yang anda peroleh dari orang terdekat. Respon dari ayah anada yang sering menyalahkan, sehingga anda merasa selalu salah dan tidak benar di mata sang ayah. Membuat anda menjadi takut berpendapat, takut salah, takut ayah marah. Hal tersebut membuat anda tumbuh menjadi orang yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, mudah stress, ragu ragu dalam mengambil keputusan, takut berpendapat, takut salah, takut ditolak, sehingga untuk mengatasi hal tersebut, anda cenderung pasif, diam dan penurut. Respon ayah anda yang cenderung menyalahkan anda saat anda menyampaikan sesuatu hal atau masalah, membuat anda memilih diam, atau memendam masalah. Hal tersebut dapat membuat anda mengalami tekanan. Dan mudah sekali untuk mengalami stress. Kondisi stress berkepanjangan yang tidak segera diatasi dapat memunculkan berbagai gangguan baik fisik (mudah sakit), psikosomatik, maupun kondisi psikis yang tidak stabil.

Ayah anda memperlakukan anda seperti itu mungkin karena sudah menjadi karakter ayah anda yang keras. Ayah anda ingin anaknya lebih kuat secara mental. Bisa juga mungkin ayah anda dulu di besarkan oleh orang tuanya dengan pola asuh seperti itu, sehingga ayah anda menirunya. Atau mungkin ayah anda tipe otoriter yang segala sesuatu harus sesuai dengan aturan nya, yang tentuanya harapannya anaknya jauh lebih baik dari pada dirinya.

Namun kita tidak bisa mempersalahkan ayah anda. Ayah anda melakukan hal tersebut mungkin karena beliau sendiri kurang memahami dampak yang ditimbulkan ketika melakukan hal tersebut. Yang beliau tau adalah ingin anaknya jauh lebih baik.

Hal yang dapat anda lakukan pertama belajar menerima kondisi yan g saat ini dialami terutama terkait karakter ayah. Karena karakter ayah sudah sangat sulit atau bahkan tidak bisa dirubah lagi. Jadi yang harus berubah adalah anda sendiri. Dalam artian merubah mindset atau cara berfikir agar menjadi lebih positif, merubah emosi, dan pada akhirnya merubah perilaku anda. Ketika cemas belajarlah relaksasi untuk ketenangan anada. Mulailah untuk bercerita dengan sahabat, apabila belum nyaman, coba tuliskan dalam buku harian, hal tersebut juga dapat sebagai katarsis atau pelepasan emosi negatif. Latih diri anda untuk berani mengemukakan pendapat disetiap kesempatan, mulailah dengan menolak tawaran ketika tidak sesuai dengan pilihan anda, memutuskan suatu hal secara mandiri, hingga perlahan mengemukakan pendapat di forum diskusi. Yakinkan lah diri anda bahwa orang itu berbeda beda satu sama lain. Sehingga saat anada mengemukakan pendapat sudah pasti berbeda responnya dengan respon yang anda dapatkan di rumah. Karena anda berbicara dengan orang yang berbeda. Jika anda terus berfikir negatif dengan lingkungan, akan berdampak tidak baik. Mengakibatkan kerja anda tidak optimal.

Pemikiran negatif akan memunculkan emosi negatif dan menimbulkan perilaku negatif. Sebaliknya pemikiran positif akan memunculkan emosi positif sehingga muncul perilaku positif.

Semoga penjelasan singkat dari saya dapat sedikit membantu, namun apabila membutuhkan penanganan lebih lanjut bisa menghubungi biro kami di KPT Insight Fakultas Psikologi UMK. Terimakasih.Wassalamu’alaikum

Konsultasi Psikologi ini dijawab oleh

Rr. Dwi Astuti, S.Psi, M.Psi

sumpah gak pernah bosan dengar lagu nyaa😔😢

Hari ini tepat di sore hari, ku duduk dalam kesendirian, kesepian merenungi perjalanan hidupku dalam usia 20 tahun ini. Belum ada suatu hal yang membanggakan dan membahagiakan di dalam hidupku, semuanya hanyalah titik-titik air mata yang turun memmbahasi pipi yang penuh jerawat ini, karena beban pikiran yang selalu ada. Beban pikiran yang berasal dari orang-orang di sekelilingku. Mereka yang selalu menggerogoti pikiranku, melarang ini melarang itu dan harus begini.. hidup yang serba aturan,  hidup yang serba makian, hidup yang penuh dengan undang- undang.

Namun, ketika ku beranjak dari duduk perenungan , ketika kuingin melakukan suatu hal yang di luar keinginan mereka, apa yang mereka katakan adalah apa yang membuatmu seperti ini, apakah karena seorang laki-laki, seorang anak durhaka, dan lontaran-lontaran hujatan yang tidak asing lagi di telinga ini. Yang membuatku kadang meneteskan air mata tidak tahu apa yang sedang kurasakan.

Kenapa selalu seperti ini, mulai dari bangun tidur, semua hal harus di atur, sampai jam 10.00 pagi aku membersihkan rumah, dan terkadang hanya memasak nasi dan air panas. Karena hanya itu tanggung jawab yang diberikan, tidak pernah ku di beri kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Dan ketika ku ijinkan untuk memasak atau lainnya yang jarang ku lakukan, selalunya saja melakukan kesalahan,  salah, salah, dan salah.

Aku di anggap oleh mereka orang yang bodoh, orang yang tidak tahu bertanya dan lainnya, akan tetapi kenapa ketika ku bertanya, jawaban apa yang mereka lontarkan kepadaku, " sudah beberapa kali aku mengajarimu mengenai hal ini, kenapa kamu belum tahu juga, dasar anak bodoh, (dengan suara  dan marah dan memukulku dengan apapun yang dia pegang, entah itu piring, gelas dan tangannya)".

Hampir setiap hari itu terjadi, ketika hal itu terjadi, selalu saja aku melakukan kesalahan yang sama, karena ketika dia memarahiku dengan berbagai hal yang tidak ku tahu asalnya, aku selalu mengelak dan mengatakan tidak pada suatu hal yang tidak pernah terjadi padaku.. inilah diriku yang tidak ingin dianggap jelek di mata mereka baik dalam hal apapun.

Hal ini terjadi, sudah lama sekali mulai dari awal ku kecil sampai sekarang ini, karena ku dibesarkan dengan cara keras hidup yang serba harus dilakukan menurut kemauan mereka, sehingga untuk mengatakan dan mengungkapkan perasaan sayang, cinta, benci dan lainnya ini tidak pernah tercurahkan kepada orang-orang disekitarku.. aku hanya ingin mengatakan kepada mereka bahwa aku ingin seperti ini,  aku tidak ingin melakukan ini dan lainnya.

Akankah hal itu terjadi ATAUKAH hanya dalam angan-anganku saja. Semua rasa itu hanya akan tersimpan di dalam pikiran dan lubuk hati ini, karen tidak pernah ada orang yang mau mengerti dan mendengar jeritan hati ini... jeritan hati orang yang tertutup, jeritan hati seorang anak manusia yang tidak pernah mencinta dan dicintai, sungguh kehidupan yang sangat menyedihkan untuk diceritakan.;;'''

Dan ketika ku menulis ini, air matapun jatuh tidak bisa tertahankan, membebaskan segala pikiran yang ada di otak ini yang tidak tahu harus ku ungkapkan kepada siapa, mungkin inilah caraku untuk mengeluarkan isi hati yang tidak pernah aku ungkapkan, dan tidak akan pernah ada yang ingin mendengarnya. Inilah aku yang hidup dalam pikiran dalam diam, serta perbutan dalam diam pula...

KARENADiam bukan berarti ku tak mampuDiam bukan berarti ku takutDiam bukan berarti tidak percaya diriDiam bukan karena ingin melepasmu

Tapi diam ku adalah bentuk kekuatan yang sangat besar yang ada di dalam jiwa, dengan memberikan kebebasan terhadap apapun yang ingin kamu lakukan dan membuatmu bahagia. Karena aku akan bahagia dalam keterpakuan dalam duduk melihat skenario kehidupan yang Allah ciptakan untukku. entah aku mampu menjalaninya ataukah aku akan terjatuh kembali dalam jurang perasaan terdalam dalam hati ini.

Terkadang diam ini, membuatku bahagia, akan tetapi bersamaan itu datang pula duka dalam diriku karena tak mampu memiliki mereka.

Lihat Cerpen Selengkapnya

Payment Processing...

Payment is being processed by . Please wait while the order is being comfirmed.

Oh Tak cukup kah ku turuti mau mu Haruskah aku bersujud untuk mu Bukankah cinta mu itu juga hak ku Masihkah ada aku di hati mu

Itu Merupakan Kutipan Lirik Lagu Selalu Salah Yang Di Nyanyikan Oleh Nikita Mirzani. Lirik Yang Terkait Dengan Lagu Selalu Salah Beberapa Diantaranya Adalah: Nikita Mirzani – Selalu Salah. Dan Berikut Ini Lirik Lengkap Dari Lagu Selalu Salah:

Nikita Mirzani – Selalu Salah: Kau yang selalu menyalahkan aku Tapi tak pernah kau lihat dirimu Amarah selalu kau tumpah kan padaku Dimanakah aku di hatimu

Oh Tak cukup kah ku turuti mau mu Haruskah aku bersujud untuk mu Bukankah cinta mu itu juga hak ku Masihkah ada aku di hati mu

Aku selalu salah Haruskah ku selalu terus mengalah Cinta ini tulus Meski air mata ku Tak mampu ku bendung

Mata ku selalu basah Karna sikap mu buatku lelah Haruskah ku menyerah Pada takdirku yang selalu Gagal dalam cinta

Aku selalu salah Haruskah ku selalu terus mengalah Cinta ini tulus Meski air mata ku Tak mampu ku bendung

Mata ku selalu basah Karna sikap mu buatku lelah Haruskah ku menyerah Pada takdirku yang selalu Gagal dalam cinta Gagal dalam cinta Gagal dalam cinta

Music Video: Ini Adalah Video Music Nikita Mirzani – Selalu Salah Dari Youtube Yang Bisa di Putar Di Bawah Ini

Lagu Nikita Mirzani – Selalu Salah Mp3 Bisa Kamu Beli & Download Di Platform Music Online Seperti Spotify, iTunes, Joox, Deezer Dan Lain-Lain. Situs Ini Tidak Menyediakan Link Download Lagu Nikita Mirzani – Selalu Salah Mp3, Karena Di Situs Ini Hanya Menyediakan Lirik Lagu & Chord Gitar Dan Embed Video Dari Youtube.

Secara umum, rumah bagiku artinya adalah sebagai tempat di mana kita merasa nyaman dan sepenuhnya menjadi diri sendiri. Rumah adalah tempat di mana kita tidak perlu berupaya untuk memberikan impresi kepada siapapun. Tempat yang aman dan membuat kita selalu betah sehingga ingin selalu kembali.

Namun di masa pandemi, kata rumah dalam arti yang sebenarnya seakan bergeser. Aku merasa pandemi ini memaksa kita untuk diam di rumah dan menghadapi pikiran-pikiran kita sendiri. Rumah dalam arti yang sebenarnya malah bisa jadi bukan zona nyaman saat ini, melainkan tempat yang menantang. Bayangkan kita harus bersama keluarga setiap hari dan tentunya semakin sering kita bertemu, semakin sering timbul friksi. Kalau aku ditanyakan sekarang zona nyamanku ada di mana, mungkin aku akan jawab di luar kota, berlibur. Apalagi aku adalah seorang ekstrover yang suka bertemu banyak orang. Di saat seperti sekarang yang membatasiku bertemu banyak orang tapi tetap harus mengeluarkan ide dan konsep kreatif untuk menghasilkan karya, bisa membuatku tidak nyaman.

Sebenarnya, tidak ada salahnya ingin selalu berada di zona nyaman. Tapi ingatlah bahwa di dalam zona nyaman kita akan kesulitan untuk bertahan dan berjuang. Terkadang saat berada di zona nyaman kita rela untuk melewatkan sesuatu yang luar biasa demi mempertahankan kondisi di mana kita tahu tidak akan hal buruk yang berisiko membahayakan. Hanya saja, aku yakin bahwa normalnya, manusia tidak bisa selalu berada di zona nyaman selama yang diinginkan. Pada satu titik hidup, kita “dipaksa” keluar dari zona nyaman.

Terkadang saat berada di zona nyaman, kita rela untuk melewatkan sesuatu yang luar biasa, demi mempertahankan kondisi di mana kita tahu tidak akan hal buruk yang berisiko membahayakan.

Terkadang aku pun merasa seperti ingin “lari”. Tapi akhirnya, pertanyaan yang akan aku tanyakan pada diriku sendiri adalah alasan mengapa aku ingin pergi. Aku menyadari ternyata kita tidak bisa terus lari. Pasti dalam hidup ada satu masa yang mengharuskan kita untuk menemukan “rumah” dalam diri sendiri. Jadi, kita bisa merasa selalu di “rumah” di manapun atau kapanpun kita berada. Pada akhirnya, kita bisa baik-baik saja dengan pikiran-pikiran sendiri.

Pasti dalam hidup ada satu masa yang mengharuskan kita untuk menemukan “rumah” dalam diri sendiri.

Jika melihat kembali ke belakang, perjalanan diriku yang sekarang melibatkan begitu banyak orang dan situasi yang berbeda-beda. Aku kurang percaya dengan istilah self-made. Sebaliknya, aku percaya bahwa butuh banyak orang untuk membentuk satu individu. Di balik jati diri seseorang ada jerih payah seribu orang dalam pembentukannya. Itulah yang terjadi padaku. Dalam aspek karier, awalnya aku hanyalah seorang ilustrator paruh waktu. Namun karena bertemu dengan banyak orang, mendapat dukungan dari banyak orang, yang bahkan banyak aku dapatkan dari teman-teman di media sosial, aku bisa mendapat lebih banyak kesempatan.

Di balik jati diri seseorang ada jerih payah seribu orang dalam pembentukannya.

Dalam perjalanan itu pun, aku melihat kata “penerimaan” menjadi kata kunci dalam pembentukan diriku baik secara personal maupun profesional. Sebelum kuliah, aku berada di lingkungan yang cukup homogen. Aku berupaya keras untuk bisa diterima dengan standar yang ada dan bisa berbaur. Ternyata upaya itu cukup berat hingga membuatku jadi sulit menerima diri sendiri. Terkadang aku merasa tidak aman dan selalu cemas. Perihal menguncir rambut saja tidak berani karena merasa akan terlihat jelek atau aneh.

Tapi itu semua berubah ketika aku berada di kuliah jurusan seni di mana begitu banyak orang-orang yang terlihat eksentrik dan unik menurut pemahaman mereka sendiri-sendiri. Ternyata, berada di lingkungan dengan beragam orang yang berbeda bisa menggali sesuatu dalam diri yang tersembunyi. Aku merasa menerima banyak dukungan atas apa yang aku lakukan dan apa adanya aku. Sekaligus memahami bahwa tidak selamanya perjalanan akademis atau karier harus selalu kompetitif. Ada lebih dari satu cara untuk mencapai sesuatu, dan menang bersama-sama rasanya lebih nikmat.

Tidak selamanya perjalanan akademis atau karier harus selalu kompetitif. Ada lebih dari satu cara untuk mencapai sesuatu, dan menang bersama-sama rasanya lebih nikmat.

Saat ini, walaupun aku sudah cukup menerima diri sendiri, tapi aku merasa belum menjadi versi paling otentik 100%. Aku merasa ketika kita sudah menjadi otentik 100% berarti tidak ada lagi yang perlu dipelajari dan diubah. Sedangkan, mengubah konsep yang sudah kita tahu selama ini dan harus percaya pada suatu konsep baru yang ada di luar kita adalah hal yang sulit. Contohnya dalam aspek profesional, terkadang aku sulit untuk jujur ke diri sendiri atau kepada audiens jika pada satu waktu aku sedang tidak merasa dalam suasana ingin menggambar. Atau misalnya aku bisa bilang berkarya untuk diri sendiri dan tidak butuh validasi, tapi ternyata aku juga tidak bisa menyangkal bahwa aku berharap karya itu bisa direspon positif. Saat tahu ternyata ada orang yang kurang suka dengan karyaku, aku masih bisa goyah dengan prinsip “berkarya bukan untuk validasi”. Artinya, aku masih bisa tidak jujur pada diri sendiri dan belum otentik. Tapi aku berharap suatu hari nanti, aku bisa benar-benar menjadi otentik 100%.